1. Penyandi Monoalfabetik
Penyandi Monoalfabetik merupakan setiap huruf digantikan dengan sebuah huruf. Huruf yang sama akanmemikili pengganti yang sama. Misalnya huruf “a” digantikan dengan huruf “e”, maka setiap huruf “a” akan digantikan dengan huruf “e”.
Metode pada Penyandi Monoalfabetik :
1. Caesar
Metode Caesar Cipher yang digunakan oleh Julius Caesar. Pada prinsipnya, setiap huruf digantikan dengan huruf yang berada tiga (3) posisi dalam urutan alfabet.
Sebagai contoh huruf “a” digantikan dengan huruf “D” dan seterusnya.
Transformasi yang digunakan adalah:
plain : a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z
cipher: D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
2. ROT13
Pada sistem ini sebuah huruf digantikan dengan huruf yang letaknya 13 posisi darinya.
Sebagai contoh, huruf “A” digantikan dengan huruf “N”, huruf “B” digantikan dengan huruf “O”, dan seterusnya.
Secara matematis, hal ini dapat dituliskan sebagai:
C ROT13 = (M)
Untuk mengembalikan kembali ke bentuk semulanya dilakukan proses enkripsi ROT13 dua kali.
M = ROT13(ROT13(M))
2. Penyandi Polialfabetic
Enkripsi dapat dilakukan dengan mengelompokkan beberapa huruf menjadi sebuah kesatuan (unit) yang kemudian dienkripsi. Metode pada Penyandi Polialfabetik :
Playfair
Penggunaan public key
Salah satu cara untuk menambah tingkat keamanan sebuah algoritma enkripsi dan dekripsi adalah dengan menggunakan sebuah kunci (key) yang biasanya disebut K.
Sehingga persamaan matematisnya menjadi:
EK (M) = C
DK(M) = M
Terdapat 2 macam kunci :
1. Algoritma Simetris
Algoritma simetris (symmetric algorithm) adalah suatu algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan sama dengan kunci dekripsi sehingga algoritma ini disebut juga sebagai single-key algorithm.
Sebelum melakukan pengiriman pesan, pengirim dan penerima harus memilih suatu suatu kunci tertentu yang sama untuk dipakai bersama, dan kunci ini haruslah rahasia bagi pihak yang tidak berkepentingan sehingga algoritma ini disebut juga algoritma kunci rahasia (secret-key algorithm).
Metode : DES (Data Encryption Standard)
Dalam bidang kriptografi, Data Encryption Standard (DES) adalah sebuah algoritma enkripsi sandi blok kunci simetrik dengan ukuran blok 64-bit dan ukuran kunci 56-bit. DES untuk saat ini sudah dianggap tidak aman lagi. Penyebab utamanya adalah ukuran kuncinya yang sangat pendek (56-bit)
2. Algoritma Asimetris
Algoritma asimetris (asymmetric algorithm) adalah suatu algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan tidak sama dengan kunci dekripsi.
Pada algoritma ini menggunakan dua kunci yakni kunci publik (public key) dan kunci privat (private key).
Kunci publik disebarkan secara umum sedangkan kunci privat disimpan secara rahasia oleh si pengguna. Walau kunci publik telah diketahui namun akan sangat sukar mengetahui kunci privat yang digunakan.
Metode : RSA (Rivest, Shamir, Adleman)
Penyandi Monoalfabetik merupakan setiap huruf digantikan dengan sebuah huruf. Huruf yang sama akanmemikili pengganti yang sama. Misalnya huruf “a” digantikan dengan huruf “e”, maka setiap huruf “a” akan digantikan dengan huruf “e”.
Metode pada Penyandi Monoalfabetik :
1. Caesar
Metode Caesar Cipher yang digunakan oleh Julius Caesar. Pada prinsipnya, setiap huruf digantikan dengan huruf yang berada tiga (3) posisi dalam urutan alfabet.
Sebagai contoh huruf “a” digantikan dengan huruf “D” dan seterusnya.
Transformasi yang digunakan adalah:
plain : a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z
cipher: D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
2. ROT13
Pada sistem ini sebuah huruf digantikan dengan huruf yang letaknya 13 posisi darinya.
Sebagai contoh, huruf “A” digantikan dengan huruf “N”, huruf “B” digantikan dengan huruf “O”, dan seterusnya.
Secara matematis, hal ini dapat dituliskan sebagai:
C ROT13 = (M)
Untuk mengembalikan kembali ke bentuk semulanya dilakukan proses enkripsi ROT13 dua kali.
M = ROT13(ROT13(M))
2. Penyandi Polialfabetic
Enkripsi dapat dilakukan dengan mengelompokkan beberapa huruf menjadi sebuah kesatuan (unit) yang kemudian dienkripsi. Metode pada Penyandi Polialfabetik :
Playfair
Penggunaan public key
Salah satu cara untuk menambah tingkat keamanan sebuah algoritma enkripsi dan dekripsi adalah dengan menggunakan sebuah kunci (key) yang biasanya disebut K.
Sehingga persamaan matematisnya menjadi:
EK (M) = C
DK(M) = M
Terdapat 2 macam kunci :
1. Algoritma Simetris
Algoritma simetris (symmetric algorithm) adalah suatu algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan sama dengan kunci dekripsi sehingga algoritma ini disebut juga sebagai single-key algorithm.
Sebelum melakukan pengiriman pesan, pengirim dan penerima harus memilih suatu suatu kunci tertentu yang sama untuk dipakai bersama, dan kunci ini haruslah rahasia bagi pihak yang tidak berkepentingan sehingga algoritma ini disebut juga algoritma kunci rahasia (secret-key algorithm).
Metode : DES (Data Encryption Standard)
Dalam bidang kriptografi, Data Encryption Standard (DES) adalah sebuah algoritma enkripsi sandi blok kunci simetrik dengan ukuran blok 64-bit dan ukuran kunci 56-bit. DES untuk saat ini sudah dianggap tidak aman lagi. Penyebab utamanya adalah ukuran kuncinya yang sangat pendek (56-bit)
2. Algoritma Asimetris
Algoritma asimetris (asymmetric algorithm) adalah suatu algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan tidak sama dengan kunci dekripsi.
Pada algoritma ini menggunakan dua kunci yakni kunci publik (public key) dan kunci privat (private key).
Kunci publik disebarkan secara umum sedangkan kunci privat disimpan secara rahasia oleh si pengguna. Walau kunci publik telah diketahui namun akan sangat sukar mengetahui kunci privat yang digunakan.
Metode : RSA (Rivest, Shamir, Adleman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar